Sabtu, 09 Agustus 2014

Produksi Liputan Bus Tingkat Solo - Part 2

Hayhayyy yuk lanjut cerita kemarin...

Beberapa kesulitan gak bisa kita hindari keberadaannya. Seperti misalnya saat ngelobi pihak Dishub untuk diwawancara. Sebelumnya, Dosen kita sudah mengingatkan bahwa ngambil narasumber dari kedinasan atau lembaga pemerintahan gitu ya harus sabar dengan birokrasinya. Ternyata memang betul. Kita cukup bingung karena dioper-oper, harus ke bapak inilah, surat dari kampus harusnya ginilah dan sebagainya. Sampai akhirnya kita ketemu sama bapak yang bersedia diwawancara. Setelah janjian ama bapaknya, gue kemudian minta nomor hp bapaknya, takut-takut kalo bapaknya lupa kan gawat. Hal demikian juga terjadi dengan teman-teman yang ngelobi ke pihak Damri. Tapi alhamdulillah, permintaan kita disanggupi sama dua lembaga tersebut.

Tiba saatnya hari pertama produksi. Menurut jadwal, hari itu kita wawancara masyarakat yang tau bus tigkat yang lama, wawancara pihak Bismania dan juga bikin bumper. Nah, berhubung gue yang difungsikan sebagai reporter rencananya akan on cam, jadi harus make up. Disinilah bencana bermula...

Tiga personel perempuan dari tim kita termasuk si Wardrobe and Make Up adalah orang yang ga penah dandan. Jadilah muka gue ini sebagai percobaan itu makhluk dua. Yang paling parah adalah saat ngelukis alis pake eyeliner!!! Gue udah ngotot harus dihapus pada percobaan pertama mereka ngelukis alis gue pake eyeliner, tapi mereka balik ngotot karena katanya alis gue yang asli itu gundul. Jahat yah :(

Akhirnya gue pasrah aja deh biar diketawain sepanjang hari ama anak-anak cowonya. Destinasi pertama kita adalah Taman Sriwedari. Sengaja kita ambil karena disitu termasuk tempat yang iconic Solo. Kemudian kita cari orang dari mulai Bapak Becak, Bapak Parkir, pengunjung, dan Bapak Satpam. Kita wawancara sebanyak-banyaknya orang biar ada serep (eh seref? ah pokonya itu) kalo ada yang salah. Kebanyakan, mereka berpendapat ingin sekali bus tingkat yang baru difungsikan sama seperti bus tingkat lama yaitu sebagai sarana transportasi. FYI, Bus Tingkat Solo yang baru atau Bus Werkudara saat ini hanya difungsikan sebagai sarana pariwisata.
Wawancara di Sriwedari

Ih culun banget gak sih gue :(
Setelah wawancara di Sriwedari, kita lalu menuju Terminal Solo Tirtonadi untuk wawancara dengan pihak Bismania. Bismania adalah suatu komunitas para penyuka bus. Kebetulan Mas Arga yang merupakan Ketua Bismania region Solo bersedia untuk diwawancara. Tadinya kita merencanakan shooting di ruang tunggu terminal, eh ternyata ga dibolehin :( padahal masuk kesitu udah bayar 500/orang. Lumayan kan...
Akhirnya kita wawancara di taman depan terminal. Berisik banget... Soalnya suara dari speaker terminal kedengeran dan masuk rekaman.
Mas Arga ngejelasin Bismania itu apa, lalu dia cerita soal bus tingkat yang lama dan yang baru seperti apa dari pandangan anak komunitas. Wawancara dengan Mas Arga menjadi daftar kegiatan terakhir yang kita lakukan di hari pertama. Besoknya kita jalan lagi untuk wawancara Damri dan Dishub.

Pagi-pagi banget kita berangkat. Hari ini gue menolak dengan tegas di-makeupin dua cewe-cewe itu. Tujuan pertama kita adalah Damri. Kantornya ternyata jauuuuuuh banget dari kampus. Tapi karena ga macet, jadi lumayan cepet nyampe sana. Damri adalah lembaga yang dulu menaungi keberadaan bus tingkat. Kita pengen tau kenapa dulu ada bus tingkat, soalnya menurut info bus tingkat cuma ada di Jakarta, Solo dan Surabaya. Ternyata menurut bapaknya, ada bus tingkat di Solo itu karena kota ini adalah kota kelahiran Bu Tien Soeharto. Romantis yah alesannya...
Lalu bapaknya cerita, bus tingkat akhirnya perlahan menghilang karena sulitnya perawatan. Istilahnya, perawatan yang dilakukan Damri waktu itu adalah dengan cara 'kanibal'. Komponen bus yang rusak dibetulkan dengan memakai komponen bus lainnya. Sehingga lama-lama ya semua bus rusak. Padahal, jumlah penumpang bus tingkat dulu itu lumayan banyak dengan ongkos Rp 500,-. Nah sayangnya, bus tingkat lama ini sudah tidak ada lagi wujudnya.

Setelah shooting di Damri, kita melanjutkan ke Dishub. Si Produser nyuruh gue untuk sms si bapaknya dulu. Setelah lama sms dikirim, akhirnya ada balesan, "Hai Maya, ini untung saya baik loh mau kasi tau kamu kalo ini bukan nomor Bapak Dishub. Lain kali simpen nomor yang betul ya..." Huanjreeeet, niatnya inisiatif malah kebelejog akibat kedodolan gue sendiri (n.n)
Untungnya bapak yang udah janjian ma kita ada di kantor. Hufffftt... Kemudian kita atur set dan mulai wawancara.
Si Bapak cerita soal keberadaan bus tingkat baru yang diberi nama Werkudara karena memang bus ini berada di bawah Dishub. Sebelumnya gue udah pernah naek ini bus waktu acara launching buku Communication Mix, emang keren banget ko busnya. Ditambah lagi karena Solo udah keren juga tata kotanya kan, jadi kalo diliat dari atas bus tuh bagus banget.

Bus Tingkat Solo Werkudara
Kata beliau, adanya bus berwaran merah ini memang ditujukan untuk sarana transportasi Solo. Werkudara yang jadi nama bus ini diambil dari nama lain tokoh pandawa yaitu Arjuna. Lanjut beliau, respon masyarakat cukup baik, ditambah lagi bus ini selain disewakan juga bisa digunakan secara umum pada weekend.
Pihak Dishub mengatakan sulit untuk memenuhi permintaan masyarakat yang menuntut Bus Werkudara sebagai sarana transportasi. Salah satu alasannya karena saat ini, sudah sedikit masyarakat yang punya kesadaran untuk menggunakan transportasi umum. Padahal perawatan bus tingkat menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

Destinasi terakhir adalah Stasiun Purwosari untuk bikin closing liputan. Tempat tersebut kami ambil karena di dinding pingiran rel, terdapat mural yang bertemakan Bus Tingkat Solo.
Mural Bus Tingkat Solo
Closing harus kita dibuat buru-buru karena matahari bentar lagi akan terbenam. Disini kita kasih sedikit pesan bahwa masyarakat tidak bisa menuntut keberadaan bus tingkat sebagai sarana transportasi umum apabila tidak mau beralih dari penggunaan kendaraan pribadi. Akankah masyarakat siap? Atau memang bus tingkat memang hanya menjadi secercah kenangan yang hilang?

Salam dari kami, 'Simpel, kan?' Production





Tidak ada komentar:

Posting Komentar